PAHLAWAN INDONESIA DARI NEGERI PENJAJAH

Halo Cartenzsquad, Dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, pahlawan yang berjasa tidak hanya datang dari bangsa Indonesia sendiri, namun beberapa di antaranya berasal dari bangsa penjajah.  

Banyak sekali orang dari luar Indonesia bahkan dari bangsa penjajah ikut berjuang bersama pahlawan-pahlawan dalam negeri untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI.

Aneka cara mereka lakukan, ada lewat tulisan, berdebat, bahkan bertempur atas nama kemanusiaan, membantu kemerdekaan bangsa yang dijajah oleh negaranya. Berikut 4 nama pahlawan asing yang berperan penting dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia:

 

1. Multatuli alias Eduard Douwes Dekker

Eduard Douwes Dekker alias Multatuli lahir di Amsterdam, Belanda, 2 Maret 1820. Dia meninggal di Ingelheim am Rhein, Jerman, 19 Februari 1887 pada umur 66 tahun. Orang Indonesia bahkan Eropa mengenalnya sebagai Multatuli, nama pena yang diambil dari bahasa Latin yang berarti “banyak yang aku sudah derita”. Sosok Multatuli menginspirasi banyak tokoh Indonesia. Sukarno, Tan Malaka, Hatta, Pramudya Ananta Tur hingga WS Rendra. Pramudya Ananta Tur di New York Times pada 18 April 1999 bahkan menulis, “Max Havelaar adalah buku yang membunuh kolonialisme”.

 

2. Douwes Dekker alias doktor Setiabudi

Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker atau dikenal sebagai Douwes Dekker atau Dr. Setiabudi lahir di Pasuruan, Hindia Belanda, 8 Oktober 1879. Dia meninggal di Bandung, Jawa Barat, 28 Agustus 1950 pada umur 70 tahun. Dia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia. Darah
pejuangnya lahir dari kerabatnya, Eduard Douwes Dekker alias Multatuli. Douwes Dekker adalah seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke-20. Ia merupakan penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia Belanda.

 

3. Johannes Cornelis ‘Poncke’ Princen

Haji Johannes Cornelis (H.J.C.) Princen, lebih dikenal sebagai Poncke Princen merupakan pria kelahiran Den Haag, Belanda, 21 November 1925. Dia meninggal di Jakarta, 22 Februari 2002 pada umur 76 tahun. Princen pangilan khasnya, merupakan pejuang kemanusiaan Indonesia di tiga zaman. Revolusi, Orde Lama, dan Orde Baru.

 

4. Laksamana Muda Tadashi Maeda

Laksamana Muda Maeda Tadashi lahir di Kagoshima, Jepang, 3 Maret 1898. Dia meninggal 13 Desember 1977 pada umur 79 tahun. Ia merupakan perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Dunia II. Laksamana Muda Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia. Dia memberikan rumahnya yang berada di Jl. Imam Bonjol No.1 Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Sukarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik. Selain itu, dia juga bersedia menjamin keamanan bagi mereka.

 

Sumber : www.idntimes.com